Tuesday, January 8, 2013

5 Destinasi yang Terkenal karena Oleh-olehnya

1. Martapura, Kalimatan Selatan

Begitu mendengar kata Martapura, apa yang pertama kali muncul di benak Anda? Benar, kota ini memang terkenal sebagai penghasil aneka batu mulia. Wajar jika kata intan, berlian, dan permata menjadi hal pertama yang Anda dipikirkan.

Banyak traveler yang bilang tak lengkap rasanya datang ke Kalsel tanpa mampir ke Martapura. Setiap hari, ada banyak turis yang datang untuk membeli perhiasan bertahta intan dan berlian. 

Ada dua pusat perdagangan hasil olahan batu permata yang bisa pelancong kunjungi, yaitu Pasar Batu dan Pasar Cahaya Bumi Selamat. Keduanya dihuni oleh jejeran toko yang menjual aneka kerajinan batu permata. Mulai dari gelang, cincin, kalung dan anting bisa Anda temukan di pasar ini.

Jika ingin jalan-jalan lebih terasa berkesan, datang dan lihatlah secara langsung proses pendulangan batu-batu cantik ini di sekitar Martapura. Di sana, batu intan dan permata masih ditambang dengan tradisional. Anda pun dipersilakan melihat sendiri.

Dari tempat pendulangan intan, turis bisa langsung datang ke tempat penggosokkan intan. Ada banyak meja dan mesin yang digunakan pengrajin untuk membuat intan terlihat mengkilap. Inilah tempat yang paling digemari para turis ketika berkunjung ke Martapura. 

2. Yogyakarta, DI Yogyakarta

Kota kedua yang juga terkenal karena oleh-olehnya adalah Yogyakarta. Sudah sejak lama Yogyakarta dikenal dengan aneka ragam batik. Mulai dari batik kain, pakaian batik, hingga aksesori berbahan dasar batik ada di sana.

Salah satu sentra penjualan batik yang terkenal adalah Pasar Beringharjo. Ini adalah tempatnya berburu aneka jenis batik cantik dan tentunya murah.

Begitu masuk ke dalam, pengunjung langsung disambut dengan tumpukan baju berbahan batik. Beberapa yang paling banyak dijual adalah kemeja, dan daster batik. Tidak hanya itu, tas, dompet, hingga kalung berbahan batik juga ada di sana.

Jenis batik dan bahan yang dijual toko-toko dalam Pasar Beringharjo juga beragam. Anda bisa memilih batik tulis atau cap, dengan bahan kain sutera atau katun. Harganya pun beragam tergantung jenis. Semua tinggal dipilih sesuai selera.

Selain Pasar Beringharjo, tempat lain di Yogya yang juga ramai dikunjungi turis untuk berburu batik adalah kawasan Malioboro. Malioboro adalah nama jalan di dalam Kota Yogyakarta yang dihuni banyak kios kaki lima yang menjual suvenir, termasuk aneka ragam batik.

3. Padang, Sumatera Barat

Saat berangkat ke Padang, mungkin banyak dari teman Anda yang memesan keripik balado atau sanjai. Kota di Sumatera Barat ini memang terkenal dengan oleh-oleh khasnya, berupa aneka keripik pedas dan gurih.

Ada banyak toko yang menjual keripik pedas dan sanjai khas Sumbar di Kota Padang. Sebut saja toko keripik Nan Salero, Christine Hakim, dan Sherley. Itu adalah beberapa sentra penjualan keripik yang ramai dikunjungi turis.

Masuk ke dalam toko, ada beragam ukuran keripik yang bisa Anda pilih. Mulai dari ukuran kecil, sedang hingga besar. Rasanya pun beragam. Nantinya, turis yang datang akan diberi keranjang belanja.

Soal harga, semua tergantung berat keripik. Untuk satu bungkus keripik balado ukuran 1/4 kg, dikenai harga Rp 12.500. Jika 1/2 kg, biasanya dikenai harga Rp 25.000.

Asyiknya, hampir seluruh toko menyediakan fasilitas pengepakan keripik dengan dus. Jadi, turis yang akan memborong banyak keripik, tidak perlu bingung bagaiman membawa tumpukan keripik. Untuk yang naik pesawat pun bisa meletakkan dus di dalam bagasi.

4. Maumere, NTT

Masih seputar kota yang terkenal karena oleh-olehnya khasnya. Destinasi selanjutnya adalah Maumere di Flores, NTT. Kota ini sudah lama dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kain tenun ikat cantik khas Flores.

Bahkan, Maumere punya desa khusus yang menjadi sentra penghasil kain tenun ikat. Adalah Desa Sikka, desa yang dihuni oleh banyak pengrajin kain tenun. Desa ini berada sekitar 18 km dari pusat Kota Maumere.

Sebagai desa para pengrajin tenun, ada banyak mama (sebutan untuk ibu-ibu di sana) yang asyik menenun kain. Dengan terampil mereka menyusun benang satu persatu dengan alat tenun yang masih tradisional, menjadi satu kain tenun utuh.

Datang ke Desa Sikka, turis tidak hanya disuguhkan dengan pemandangan mama yang membuat kain ikat, tetapi juga membelinya langsung. Harga yang diberikan pun beragam, tergantung panjang kain.

Untuk syal kain tenun ikat, biasanya dibandrol mulai Rp 50.000. Jika ingin kain yang lebih lebar lagi, Anda harus membayar Rp 80.000. Harga yang lebih mahal diberikan untuk kain tenun ikat Flores ukuran selimut, biasanya memiliki panjang 4x2,5 meter. Untuk kain ini dikenai harga hingga Rp 750.000.

5. Jayapura, Papua

Jayapura adalah tempat yang tepat untuk Anda yang berburu oleh-oleh khas Bumi Cendarawasih. Ada beragam suvenir yang bisa dipilih dan dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Salah satu yang paling dicari adalah koteka.

Salah satu kawasan di Jayapura yang menjual koteka adalah Jl Ahmadi, Jayapura. Ada banyak toko yang bisa Anda masuki untuk berburu koteka aneka jenis, bentuk, ukuran atau pun motif.

Biasanya, motif yang ada di koteka identik dengan alam, seperti daun, buaya, cendrawasih dan tifa. Soal warna, hanya 3 jenis warna yang diberikan untuk motif koteka, yaitu merah, putih dan hitam.

Mau tahu harganya? Harga jual koteka ini beragam, tergantung ukuran. Untuk ukuran kecil atau panjang sekitar 20 cm dijual dengan harga Rp 20.000. Nah, kalau ingin memiliki koteka sang kepala suku, Anda harus merogoh kocek agak dalam, karena harga jualnya bisa mencapai Rp 300.000.

Untuk membeli berbagai bentuk koteka, bergeraklah ke Jalan Ahmadi. Ya, koteka ini tak hanya berbentuk kerucut panjang seperti yang biasa Anda lihat. Ada juga yang pangkalnya bulat, bahkan bergelombang seperti keris! Selain koteka, jejeran toko di Jalan Ahmadi juga menyediakan kerajinan lain khas Papua

No comments:

Post a Comment